cHeYa
this site the web

Antologi Puisi Pelangi Jiwa




Alhamdulillah Ya Allah, setelah beberapa x revisi akhirnya launching juga. Beli yah di www.tokoebook.com Rp. 20.000

Terima kasih untuk teman2 yang dah banyak membantu, smg Allah membalas kebaikan teman-teman berlipat2 amin...

Berikut beberapa endorsement untuk pelangi jiwa(maaf tidak saya tampilkan semua, kalau penasaran beli ya ^_^:

Jika kita mempercayai otak kanan berfungsi untuk memperindah dunia dan mempertajam kepekaan seni yang terpendam dalam diri setiap orang, maka kehadiran buku ini harus diartikan sebagai penghormatan terhadap kehidupan dan kemanusiaan. Soalnya, kedua penulisnya yang bukan orang sastra, Dito Anurogo dan Flacheya (dokter dan ahli peternakan), adalah orang yang berani menciptakan keseimbangan antara yang formal dan casual. Yang mutlak dengan yang relatif. Yang lurus dengan yang bengkok. Yang kaku dengan yang luwes. Jika mereka terbiasa hidup dengan rumus-rumus yang serba pasti dan final, - keduanya berani mengimbangi dengan kemungkinan yang spekulatif. Maka, jadilah mereka berpuisi. Semoga jadi inspirasi siapa pun untuk tidak ragu-ragu nyemplung ke jagat seni.

Butet Kartaredjasa, aktor alias pengecer jasa akting


Sajak-sajak Dito Anurogo dan Flacheya merupakan kompilasi sajak yang asyik dan unik. Mereka mempunyai satu suara dalam membicarakan kemanusiaan dan konsep teologi. Pada dasarnya mereka membicarakan cinta dari berbagai perspektif yang unik dan masyuk di dalamnya. Dito menggunakan konsep puisi rata tengah dengan gaya ungkap klasik, jujur dan terbuka kadang seperti haiku dengan bahasa-bahasa sederhana yang gampang ditangkap. Kadang berjejer seimbang dengan kata mutiara yang dikutip di setiap lembar halamannya. Cheya bermain-main dengan dirinya dengan aku-kamunya yang puitik.

Jika Dito dengan lirik yang sedehana, dengan gaya universal Cheya cenderung menggelontarkan dirinya sebagai subjek sekaligus objek dalam rangka mencapai pengalaman puitik. Meskipun Cheya tidak sepenuhnya bisa melepaskan gaya ungkap ala puisi remaja, dengan titik-titik misalnya, tetapi ia mampu membangun metafora dan bangunan yang lumayan kokoh dalam sajak-sajaknya.

Saya rasa, sajak-sajak yang terkumpul ini merupakan upaya dokumentasi yang baik. Apa yang mereka lakukan dalam sajak-sajaknya memberikan sebuah contoh sederhana kepada kita, bahwa puisi hakikatnya menyuarakan kebenaran, menyuarakan cita-cita, menyuarakan cinta pada Tuhan. Saya salut dengan usaha mereka mengabarkan kebenaran dan pembenaran dalam puisi dan usaha memasyarakatkannya untuk bisa dibaca orang banyak dalam bentuk media semacam ini.

Sajak-sajak dalam kumpulan ini memberikan semacam kesadaran sekaligus kegairahan kepada kita, para pembaca, untuk merenung, dan terpekur sejenakSekali lagi saya katakan, “Kalian hebat!” Saya salut dengan usaha kawan-kawan ini yang begitu mencintai puisi dan berusaha masuk ke dalamnya tanpa hiruk-pikuk. Pada waktunya, sajak-sajak dalam kumpulan ini akan memiliki roh, bergerak, dan berangkat sesuai dengan kehendak masing-masing. Pelangi Jiwa mengantarkan kita pada puncak kesadaran, pada hakikat cinta yang sesungguhnya: Tuhan!"

(Indrian Koto, penyuka sastra dan sedang belajar mendalaminya. Tinggal di Yogyakarta)


Saya telah membaca "Pelangi Jiwa". Isinya "enak dibaca dan perlu". Cara mengungkapkan isi hatinya enak sekali, mengalir, terasa kalau merupakan ungkapan hati yang tulus dari jiwa penulis yang terdalam. Sebuah karya tulisan kalau dibuat dengan hati yang tulus, hati yang bersih, hati yang suci, tanpa pamrih, kecuali ingin berkarya dan berkarya, hasilnya pasti seperti ini. Puisi-puisi tersebut sangat menyentuh hati. Saya sendiri merasa mendapat banyak peringatan yang telah penulis buat tanpa kesan menggurui. Insya Allah puisi-puisi ini sangat bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi teman serta sahabat yang merenungkannya. Selamat berkarya. Indonesia membutuhkan manusia-manusia seperti penulis (mas Dito dan mbak Flacheya). Sukses lahir dan batin ya...

Dr. Muchlis AU Sofro, Sp.PD, KPTI.
Kandidat Doktor di UGM.
Dosen, SMF Bagian Penyakit Dalam (Interna) RSUP Dr. Kariadi Semarang


Buku kumpulan puisi ini mendeskripsikan beberapa kisah di dunia yang akan membuat jiwa anda melompat-lompat di antara begitu banyak kejadian, banyak perasaan, dan banyak materi. Satu waktu penuh cinta, satu waktu begitu menikmati alam, dan satu waktu mengingatkan pada sang khalik. Penulisnya melenceng jauh dari latar belakang pendidikannya untuk mampu menyediakan dunia ini bagi anda, kemampuan yang luar biasa.

Cepi Sabre, Arsitek


Alunan kata-kata dalam buku ini penuh makna dan menggerakkan jiwa. Sungguh menggerakkan, menggugah, memesona, dan memberikan banyak inspirasi dalam kehidupan. Pelangi Jiwa memberikan sentuhan-sentuhan ruhani yang amat mendalam. Bacalah karya ini. Renungkanlah. Lalu, resapi perlahan-lahan kata demi kata. Insya Allah, Anda memperoleh pencerahan sekaligus Anda dapati kesejukan didalamnya. “Salam Sukses Tak Terhingga!

Rusdin S. Rauf
Penulis buku Quranic Law of Attraction


Mutiara Kata dari Guru Cahaya
Oleh: Prof. DR. H.M. Amin Syukur, M.A.


Assalamu'alaikum wr. wb.

"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya
Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada
pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang
(yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari
pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di
sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang
minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-
Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaanperumpamaan
bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. An Nuur 24:35)

Inilah adikarya yang membimbing hati kita menuju ke jalan-jalan kebenaran, menuntun jiwa kita menuju ke taman-taman keabadian, sekaligus membuat diri kita senantiasa berada di dalam dekapan tangan-tangan kerinduan. Sama seperti halnya Nizami dengan Laila Majnun, Fakhruddin Iraqi dengan Lama'at, Bahauddin Walad dengan Ma'arif, Jalaluddin Rumi dengan Matsnawi, Kahlil Gibran dengan Sang Nabi, Imam Nawawi al-Bantani dengan Nashaihul Ibad, dan Orhan Pamuk dengan Benim Adim Kirmizi, maka melalui karya masterpiece (chef-d'oeuvre) ini, Dito Anurogo dan Flacheya berhasil mengungkapkan secara fasih nan jernih tentang Cinta dan kasih sayang, Kehidupan dan kematian, Kebenaran, Persahabatan, dan Jalan menuju sang
Cahaya dalam untaian kata yang penuh pesona, begitu bermakna, kaya warna (seperti pelangi). Keberadaan berbagai peribahasa bilingual, tak diragukan lagi, sungguh membuat karya ini benar-benar dapat menenangkan jiwa, menyejukkan hati, serta mencerahkan hidup dan kehidupan para pembacanya.

Setelah membaca, merenungi, dan memahami Pelangi Jiwa, jiwa saya seolah "terbang" menuju sang Diri Sejati, yakni: Allah SWT. Akhirul kalam, saya mengucapkan SELAMAT kepada penulis buku ini, Dito Anurogo dan Flacheya! Pesan saya, tetaplah beristiqomah di dalam kebaikan dan jadilah Cahaya yang senantiasa menerangi Semesta!

Wassalamu'alaikum wr. wb.


Prof. DR. H.M. Amin Syukur, M.A.
Guru Besar Tasawuf
Trainer Seni Menata Hati
Penulis Buku Best Seller Zikir Menyembuhkan Kankerku dan Terapi Hati.
Direktur LEMBKOTA (Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf) Semarang

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies