cHeYa
this site the web

Recent Photos

image
image
image

Siapa Kamu?

Aku terciduk di sebuah hamparan....
Riuh ku bermain bersama ilalang
Tanpa ku duga, ada yang suguhkan rel-rel abjad
Ntah, apa maunya...
Siapa kamu?

Ia berkata tentang bait...
Ia berkata tentang jatuh hati...
Ia berkata tentang aku
Siapa kamu?

Mengapa membawa sebutir cinta
dan menyematkannya tepat
di dasar samudera?
Mengapa utarakan hasrat
Ketika ku tak bisa lagi berkutik?
Siapa kamu?

Cc : Dirimu

- Lubna -

Tanda Cinta

❣❣❣❣❣❣❣❣❣❣❣

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Kpd,  hamba Allah
Di bumi Allah.

Allah Azza wa Jalla berfirman;
*“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar,* mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.[At-Taubah:71]

"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al Hujurat: 10).

“.......Dan aku memberi nasehat kepadamu........” (QS. Al A’raf: 62).

Semoga kita termasuk orang-orang yang beriman yang saling menasehati dalam kebaikan.  Dan semoga kita diberikan hati yang lembut dalam menerima tanda cinta dari saudara kita.

Mengutip perkataan Hasan al bashri rahimahullah,
*“Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian.*
Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya.
Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat.
Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya.
*Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan.*
Maka terus meneruslah berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni kalian.
*Bisa jadi ada satu kata yang terdengar dan kata itu merendahkan diri kita namun sangat bermanfaat bagi kita.*

*BERTAQWALAH kalian semua kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.”*

SAUDARAKU...
IMAN ITU BISA BERTAMBAH DENGAN ILMU.  DAN IMAN BISA BERKURANG DENGAN MAKSIAT.
DUNIA SEBENTAR,  AKHIRAT TARGET HIDUPMU. 
MAKA PUTUSKANLAH SEMUA HAL YANG BISA MENJAUHKANMU DARI ALLAH AZZA WA JALLA...
MAKA MENJAUHLAH DARI HAL-HAL YANG BISA MEMBUATMU MASUK NERAKA ATAU TERTUNDA MELIHAT WAJAH ALLAH AZZA WA JALLA DI SURGA.
MANUSIA BISA MELAKUKAN KESALAHAN DAN MELAMPAUI BATAS.  DAN ORANG-ORANG YANG SEGERA BERTAUBATLAH,  ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG.

“......Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nur : 31)

“......Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

“Katakanlah: Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendirinya, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. *Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”* (QS. al-Hadîd : 20).

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (jalan kebajikan dan jalan kejahatan)” (QS Al-Balad: 10).

*Maka, apa yang akan menjadi hujjah bagi kita ketika kita tidak mengamalkan ilmu?* Ketika kita amar ma'ruf nahi munkar namun melalaikan diri kita sendiri? *Jangan mengikuti langkah-langkah syaitan dan jangan membantu syaitan untuk menyesatkan orang-orang beriman.*

Tidakkah ingat bahwa syaitan berusaha menggelincirkan orang-orang beriman.  Mereka ingin pahala kita hilang atau berkurang.  Mereka berusaha agar ada perselisihan di antara orang-orang mukmin. Mereka berusaha mencerai beraikan barisan dakwah. Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah pasti akan menolongnya dari fitnah itu. Semoga kita termasuk orang-orang yang dipilihNya dan diberikanNya petunjuk. 

Wahai saudaraku...
Tidakkah ingat bagaimana penghuni neraka ingin kembali ke dunia?  Tidakkah ingat bahwa di antara balasan dari keburukan adalah keburukan setelahnya, sebagaimana balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya? Tidakkah ingat bahwa ajal bisa datang kapan saja?  Dan tidakkah takut ajal datang tatkala bermaksiat sendirian.

Sesungguhnya Rabb kita MAHA MENDENGAR,  MAHA MELIHAT,  MAHA MENGETAHUI APA YANG KITA TAMPAKKAN DAN KITA SEMBUNYIKAN....

Antara yang haq dan yang batil tidak akan pernah bersatu.  Dan satu keburukan bisa mengajak keburukan-keburukan lainnya.
Maka...  Ingatlah akan pemutus kelezatan... KEMATIAN.

Dari An Nu’man bin Basyir
radhiallahu’anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
*” Penduduk neraka yang paling ringan siksaannya di neraka adalah seseorang yang memakai dua sandal neraka yang memiliki dua tali. Kemudian otaknya mendidih karena panasnya sebagaimana mendidihnya air di kuali. Orang tersebut merasa tidak ada orang lain yang siksanya lebih pedih dari siksaannya. Padahal siksaannya adalah yang paling ringan diantara mereka ”* (HR. Muslim no. 213).

Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “ Neraka (Jahannam) pada hari kiamat akan didatangkan, ia memiliki 70.000 tali. Pada setiap talinya terdapat 70.000 malaikat yang menariknya” (HR. Muslim no: 2842).

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu , Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
“ Api yang dinyalakan oleh Ibnu Adam adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari panasnya api Jahannam” (HR. Bukhari no. 3265, Muslim no. 2834).

“ Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang amat panas ” (QS. Ad-Dukhan: 43-46).

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “ Neraka mengadu kepada Rabb-nya, ia berkata, ‘Rabb-ku, sebagian dariku menghancurkan sebagian yang lainnya. Allah berfirman kepada neraka, ‘Jika demikian maka engkau dapat bernafas dua kali: satu nafas di musim dingin dan satu nafas di musim panas.’ Maka itulah panas yang paling panas dan dingin yang paling dingin” (HR. Bukhari no. 3260, Muslim no. 617).

*“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras lagi tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ” (QS. At Tahrim: 6).*

Kemaksiatan itu ada efeknya.  Tidakkah takut diri sulit menerima ilmu jika diri ini banyak dosa?
Bagaimana dengan hafalan kita?  Tidakkah takut hilang atau kita jadi sulit dalam menghafal?
Tidakkah takut hilangnya kenikmatan saat kita beribadah kepada Allah Azza wa Jalla?
Dan jangan menyiapkan musuh di akhriat.  Bagaimana jika orang yang kau dzalimi mengambil pahalamu kelak?  Atau dosa mereka berpindah kepadamu? 
Tidakkah memikirkan akibat dosa kita terhadap keluarga kita atau anak kita?  Jika ingin anak yang shalih,  berusaha untuk menjadi orangtua yang shalih. 

“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya” (QS. Al Kahfi: 82)

*Bukti cinta yang sesungguhnya adalah dirimu memikirkan bagaimana kebaikan untuk saudaramu tidak hanya di dunia namun juga di akhirat.*  Mencintainya karena Allah dan mencintainya sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri.  Jika kita tidak ingin orang yang dicintai terluka di dunia,  apalagi di akhirat?

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”  (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45).

Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya iman, yaitu Allah dan Rosul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api.” (HR. Bukhari)

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Teman-teman akrab  pada hari (kiamat) nanti sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”(QS. Az Zukhruf : 67).

“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesembahan lainnya dan tidak membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina dan barangsiapa yang melakukan demikian itu niscaya dia mendapat hukuman yang berat. (Yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun , Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan : 68-70)

*Surga, hanya pantas diperdagangkan dan dibeli oleh para pedagang dan pembeli kelas tinggi, yaitu mereka yang siap mencurahkan segenap kesungguhan dan perjuangan mereka, dengan jiwa, raga dan harta, untuk meraih kesempurnaan iman dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Merekalah orang-orang yang memiliki selera yang tinggi, yaitu selera untuk mendapatkan balasan yang tinggi, yaitu Surga.*

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya barang dagangan Allah sangat mahal, dan ketahuilah bahwa barang dagangan Allah adalah surga.  (HR. at-Tirmidzi (no. 2450) dan al-Hakim (4/343))

Mengutip faedah dari tausyih ustadz khalid (semoga Allah ampuni jika ana salah), "Sampai kapan mau menunda taubat nih? Sampai kapan masih menyisihkan kemaksiatan dalam hidup kita? Mau sampai kapan? Sholat jadi ga khusyuk,  sulit menangis dan kenikmatan ibadah bisa berkurang. Orang-orang yang membendung kita dalam kemaksiatan apa mau mereka menunggu kita menginap di kuburkan sehari saja?  Mereka mungkin akan sibuk dengan kehidupannya.  Sudah tutup nih pintu dosa.

Dengan ijin Allah,  saat kita sudah memahami riba, sudah bisa meninggalkan musik,  sudah bisa memakai pakaian syar'i,  sudah ada keinginan hadir di majelis ilmu bahkan menjadi tim dakwah,  maka syaitan akan masih tetap berusaha gangguin kita dan mencari celah untuk menjauhkan kita dari jalan yang Allah ridho.

ﻻَ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ

Mengutip perkataan Nabi Syuaib Alaihissalam,
*".......Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepadaNya-lah aku kembali."* (Qs Hud 88)

Semoga Allah ampuni kesalahan kita dan semoga Allah menggantikan kesalahan kita dengan kebaikan.

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

*Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya*. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’)

Semua yang telah terjadi tercatat di lauh mahfidz,  50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.  *Dan jika ada yang membaca tulisan ini itu semua karena kehendak Allah. Bisa menjadi peringatan bagi yang menulis dan yang membaca.* Semoga Allah mudahkan kita dalam meninggalkan apa-apa yang Allah tidak sukai dan memudahkan kita dalam ketaatan kepadaNya. Lakukan semua karena Allah.  Tidak ada alasan terbaik melakukan sesuatu kecuali hanya karenaNya.  Wallahu a'lam.  Semoga Allah ampuni jika ana ada kesalahan. Hanya Allah yang memberikan pertolongan.

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

- Self Reminder -

🖋 N Ziyan
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Secretmessage4u

Orang beriman itu bahagia

Orang Beriman Itu Bahagia
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷🌷

Orang beriman itu bahagia..
Ia memiliki sesuatu yang paling berharga...
Yakni keimanan kepada Allah...kepada Rasul...

Orang beriman itu bahagia
Bahagia saat di uji...
Ia tahu ada nikmat dalam ujian itu
Jika Allah mencintai seorang hamba,
Allah memberinya ujian...
Pahala yang besar untuk ujian yang berat...
Pahala tiada batas bagi mereka yang bersabar...
Dan dosa-dosa yang bisa gugur saat kita merasakan sakit

_“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.” (Az Zumar: 10)_

Allah juga berfirman:

_“Sesungguhnya Kami akan memberikan cobaan sedikit kepadamu semua seperti ketakutan, ketaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al Baqarah: 155)_

_"Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. ” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani)_

_" *Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka*. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka. ” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani)._

◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎
Orang beriman itu bahagia...
Bahagia saat di beri kesenangan...
Ia bersyukur atas karuniaNya
Dan semakin bersyukur Allah menambah nikmatNya...

_“Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah nikmat bagi kalian. ” (QS. Ibrahim: 7)_

◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎
Orang beriman itu bahagia...
Ia bahagia karena Allah Maha penerima taubat...
Ia segera kembali kepada Allah setelah ia bermaksiat...
Ia bahagia karena Allah memberikan kesempatan kepadanya untuk bertaubat...
Ia bahagia karena kesalahannya bisa Allah ganti dengan kebaikan jika Allah  menghendaki...
Ia bahagia...karena ia bisa menangis dan berusaha untuk lebih dekat dengan Allah...

_“Dan orang-orang yang tidak menyembah Rabb yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya .” (QS. Al Furqon: 68-71)_

ﻓَﺒِﺄَﻱِّ ﺁَﻟَﺎﺀِ ﺭَﺑِّﻜُﻤَﺎ ﺗُﻜَﺬِّﺑَﺎﻥِ

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan” (Ayat di surah Ar Rahman)

🖋 Nusaibah Ziyan

Tinggalkan Yang Tidak Bermanfaat

Tinggalkan Yang Tidak Bermanfaat
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●🌷

🌀 Mungkin di antara kita pernah dan masih cenderung fast respon untuk urusan dunia daripada akhirat. Semoga Allah berikan kepada  kita hidayah dan keistiqomahan agar kita bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kebaikan.

Mungkin kita pun dulu pernah, di ajak taklim banyak sekali alasan namun jika di ajak jalan-jalan semangat sekali. Mungkin, jika kita tahu saat itu nikmatnya berada di majelis ilmu, mungkin sikap kita akan berbeda.
Dan bisa jadi... kita sudah sering diberi sinyal untuk menghampiri hidayah namun malah kita abaikan.

Terkadang... untuk mencari ilmu banyak alasan... capek lah... jauh lah... sibuk lah... *Emang yang hadir di majelis ilmu orang-orang pengangguran???*

Dan kadang untuk ilmu kajian dari internetpun berusaha ditolak atau jarang di download... alias di scroll doang or clear chat....
dengan alasan KUOTA... padahal... untuk ngliat film... atau download musik semangat dan ada waktu...

Jika kita masih demikian... maka... mari kita muhasabah diri kita... mengapa ada penolakan terhadap kebaikan...?

🌀 Medsos dan gadget ibarat pisau. Ia bisa bermanfaat dan bisa menjadi mudharat. Dan bisa jadi kita sudah, pernah atau masih terkena fitnahnya.

Maka... jika kita sudah paham hakikat dunia ini, kita harus senantiasa berupaya memaksimalkan fasilitas yang telah Allah  mudahkan untuk beramal shaleh.

🌀 Mengenai group whatsapp perlu sekali kita pertimbangkan manfaat dan mudharatnya. Ingat ya... semua akan dihisab...

Perhatikan group-group yang kita ikuti...
Apakah ada ikhtilat di dalamnya?
Apakah pembicaraannya sesuai adab?
Apakah ada ghibah?
Apakah bisa membuat orang CLBK dan terlibat hubungan yang tidak dibenarkan?
Ataukah mudharat dari foto atau video yang mungkin dishare di group tersebut?

Komunitas yang lebih banyak membicarakan urusan dunia dan sedikit membicarakan perkara akhirat serta yang membawa banyak kemudharatan baiknya ditinggalkan saja...
Daripada... kita jadi ikut-ikutan banyak "ngobrol atau bercanda" yang tidak jelas.

Dan terkadang digroup tertentu itu ada becandaan-becandaan yang tidak sesuai porsinya.

Perlu di ingat ya... bercanda dengan dusta untuk membuat orang tertawa itu tidaklah boleh. Walau itu berupa meme... maupun berupa text atau video.

Mengenai meme... pernahkah kita berpikir jika orang di foto tersebut menggugat kita kelak di akhirat?? Bagaimana cara kita meminta maaf kepadanya saat masih di dunia? Bagaimana jika ia tokoh terkenal diluar negri yang sudah kita "dzolimi" ?

Jika kita bertanya kepada mereka yang masih bertahan di group-group semacam itu..  mungkin jawabannya....

_"ini kan baik... ana dapat info A B C D dst..."_

Na'am bisa jadi... namun perhatikan pula mudharat yang di dapat dan bagaimana waktu habis begitu saja... dalam waktu-waktu itu seharusnya bisa di gunakan untuk memperbanyak amal timbangan kebaikan dan bukan melakukan hal keburukan... atau yang  mubah atau hal-hal yang sedikit pahalanya. Waktu terus jalan nih... sampai kapan terus bermain-main?

Ingat pula perkataan Hasan bin Sholeh rahimahullah :

_“Sungguh bisa saja setan membukakan 99 pintu kebaikan untuk seorang hamba, dengannya dia menginginkan satu pintu keburukan untuknya” ( Talbis Iblis , Ibnul Jauzi, hal: 37)._

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda,

ﻣِﻦْ ﺣُﺴْﻦِ ﺇِﺳْﻼَﻡِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﺗَﺮْﻛُﻪُ ﻣَﺎ ﻻَ ﻳَﻌْﻨِﻴﻪِ

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat ” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih ).

Hadits ini mengandung makna bahwa di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baik berupa perkataan atau perbuatan. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 288)

Boleh gunakan medsos asal.... bermanfaat  untuk dunia dan akhiratmu...

Jadi... bukan berarti menyambung komunikasi seperti komunitas alumni  tidak boleh... jika *sesuai syariat...no ikhtilat* dan yang dibahas juga berfaedah silahkan. Cuma jika isinya justru membawa mudharat... bercanda-cabda tidak jelas... lalu buat apa????

Jika kita ingatkan saat ada kemungkaran disitu, belum tentu  semua menerima... jika kita diamkan bukankah itu juga tidak baik? Tidakkah takut datang azab Allah saat kita membiarkan ada kemaksiatan? Dimanapun kita harus berusaha amar ma'ruf nahi munkar semampu kita.

Silahkan muhasabah masing2....

Remind again...
SEMUA AKAN DI HISAB...

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir ” (QS. Qaaf: 16-18).

Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Yang dicatat adalah setiap perkataan yang baik atau buruk. Sampai pula perkataan “aku makan, aku minum, aku pergi, aku datang, sampai aku melihat, semuanya dicatat. Ketika hari Kamis, perkataan dan amalan tersebut akan dihadapkan kepada Allah” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 187).

Dalam hadits Al Husain bin ‘Ali disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇِﻥَّ ﻣِﻦْ ﺣُﺴْﻦِ ﺇِﺳْﻼَﻡِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﻗِﻠَّﺔَ ﺍﻟْﻜَﻼَﻡِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻻَ ﻳَﻌْﻨِﻴﻪِ

“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah mengurangi berbicara dalam hal yang tidak bermanfaat ” (HR. Ahmad 1: 201. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan adanya syawahid –penguat-).

Abu Ishaq Al Khowwash berkata,

ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ ﺛﻼﺛﺔ ﻭﻳﺒﻐﺾ ﺛﻼﺛﺔ ، ﻓﺄﻣﺎ ﻣﺎ ﻳﺤﺐ : ﻓﻘﻠﺔ ﺍﻷﻛﻞ ، ﻭﻗﻠﺔ ﺍﻟﻨﻮﻡ ، ﻭﻗﻠﺔ ﺍﻟﻜﻼﻡ ، ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻳﺒﻐﺾ : ﻓﻜﺜﺮﺓ ﺍﻟﻜﻼﻡ ، ﻭﻛﺜﺮﺓ ﺍﻷﻛﻞ ، ﻭﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻨﻮﻡ
“Sesungguhnya Allah mencintai tiga hal dan membenci tiga hal. Perkara yang dicintai adalah sedikit makan, sedikit tidur dan sedikit bicara. Sedangkan perkara yang dibenci adalah banyak bicara, banyak makan dan banyak tidur” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 5: 48).

‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,

ﻣﻦ ﻋﺪَّ ﻛﻼﻣﻪ ﻣﻦ ﻋﻤﻠﻪ ، ﻗﻞَّ ﻛﻼﻣُﻪ ﺇﻻ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻌﻨﻴﻪ

“Siapa yang menghitung-hitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat” Kata Ibnu Rajab, “Benarlah kata beliau. Kebanyakan manusia tidak menghitung perkataannya dari amalannya” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 291).

Ibnu Rajab berkata, “Jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat, kemudian menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanda baik Islamnya telah sempurna” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 295).

*“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik .*”
(HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali berkata bahwa sanad hadits ini shahih.

Semoga sedikit pengingat ini bermanfaat untuk ana dan antum. Sesungguhnya pertolongan itu dari Allah...

Barakallahufikum...

🖋 Nusaibah Ziyan

※※※●➖➖¤❅❀❦🌸❦❀❅¤➖➖●※※※
♻Repost
*Group Wa Tholibu Al Ilmi*

📲 Daftar
""""""""""
*Kirim wa dengan format*
#nama # no wa # domisili
Ke
Ikhwan   : 082230565225
Akhawat : 082140539033

~~~~~~~~~~~~~~~~
IG : tholibualilmi
Fp : tholibualilmi
Tlgrm : t.me/tholibualilmi
Blog : http://tholibualilmi.blogspot.com

※※※●➖➖¤❅❀❦🌸❦❀❅¤➖➖●※※※

Kematian

:::Kematian:::
◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎

KEMATIAN ITU FASE YANG PASTI KITA LEWATI.....
INGATLAH BAHWA
1 HARI DI AKHIRAT : 1000 TAHUN DI DUNIA

LALU HAL BODOH APA YANG MEMBUAT KITA MENYIANYIAKAN WAKTU???
SURGA NERAKA BUKANLAH DONGENG.... NAMUN REALITA...
MAKA TIDAKKAH KITA MAU BERPIKIR?
MAKA TIDAKKAH KITA BERSUNGGUH-SUNGGUH MEMPERSIAPKAN PERJUMPAAN DENGAN ALLAH?
TIDAKKAH KITA INGIN MELIHAT WAJAH ALLAH DI SURGA
DAN BERKUMPUL DENGAN ORANG-ORANG SHALIH?

ﻛُﻞُّ ﻧَﻔْﺲٍ ﺫَﺍﺋِﻘَﺔُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ

_“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. ” (QS. Ali Imran: 185)_

_“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan .” (QS. Jumu’ah: 8)_

_“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. ” (QS. An Nisa’: 78)_

_Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya. ” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas. ” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani)_

SELAGI DI DUNIA... KEMBALILAH MENDEKAT KEPADA ALLAH....
ALLAH MAHA PENERIMA TAUBAT....

Beberapa orang saat mengetahui ilmu.... ia menjadi takut... mungkin akan bertanya-tanya...
*Apa benar seperti itu????*
*Apa yang aku lakukan selama ini salah?*
*Ya Allah banyak sekali dosaku*
*Lalu apa yang dilakukan mayoritas manusia itu salah?*
*Namun dalilnya jelas bahwa itu tidak boleh....*
*Setelah tahu ilmu mengapa aku jadi takut ya???*
Dst....

Ya... hati jadi berkecamuk...
Hati bisa sedih dengan kemaksiatan yang telah atau masih kita lakukan atau yang terjadi di keluarga kita.

Bisa jadi perasaan itu pertanda awal kebaikan.... membuat kita jadi mau berpikir dan mau mencari kebenaran....
Serta lebih memperhatikan dalil.
Karena, kita memang harus berpegang teguh dengan Al Qur'an dan as sunnah....

Perasaan takut itu... harusnya membuat kita semakin dekat dengan Allah
Membuat kita jadi ingin berubah dan ingin orang-orang disekitar kitapun juga mendapat hidayah.

Ingatkan dengan kisah salman al farisi yang ingin mencari tahu akan kebenaran?

Maka... selagi di dunia janganlah berhenti belajar.
MINTA TERUSSS HIDAYAH KEPADA ALLAH

Ingatlah bahwa yang terjadi....
Yang engkau temui...
Yang engkau baca...
Yang engkau lihat dan dengarkan...
Bukanlah suatu kebetulan...
Jika kita mendengar suatu nasehat, bisa jadi itu hidayah yang datang kepada kita....
Bisa jadi itu peringatan dari Allah...
Maka janganlah lari dari hal-hal yang sesungguhnya baik untukmu...
Janganlah lari dari majelis-majelis ilmu...

Minta sama Allah agar ditambahkan rasa takutmu kepadaNya
Minta sama Allah agar ditambahkan rasa cintamu kepadaNya

Dan, jika ada teman atau kerabat yang ada disekitarmu dan mengingatkanmu  akan kebaikan *dengan ahsan*  maka itu juga termasuk rizki....
Maka jangan fokus dengan kekurangannya, namun pada kebenaran yang ia sampaikan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang diinginkan kebaikan oleh Allah.

Berikut ciri-ciri, orang-orang yang Allah inginkan kebaikan bagi mereka :

1. *Dijadikan ia senantiasa beramal sholih sebelum kematian menjelang*

Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah jadikan ia beramal.” Lalu para sahabat bertanya, “ Apa yang dimaksud dijadikan dia beramal?” Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ *Dibukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridha kepadanya*.”(HR Ahmad)

Ingat ajal tidak tahu kapan datangnya. Bisa jadi ajal kita bulan depan.

2. *Dipercepat sanksinya di dunia*

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hamba-Nya, Allah akan menahan adzab baginya akibat dosanya (di dunia), sampai Allah membalasnya (dengan sempurna) pada hari Kiamat. ” (HR. At-Tirmidzi dan Al Hakim dari Anas bin Malik)

Namun kita tidak diperkenankan untuk meminta kepada Allah agar dipercepat sanksi kita di dunia, karena kita belum tentu mampu menghadapinya.

3. *Diberikan cobaan*

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ *Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah*” (HR. Al-Bukhari).

“Sungguh, Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. *Dan berikan kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar* ” (QS. Al Baqarah: 155)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ *Senantiasa ujian itu menerpa mukmin atau mukminah pada jasadnya, harta dan anaknya sampai ia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa* .” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani).

Jika di uji terus ya berusaha untuk bersabarrrrrrrr....... ingatlah akan banyaknya nikmat Allah yang diberikan kepada kita.

4. *Dijadikan faham terhadap agama Islam*

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ *Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama (ini).*” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kefaqihan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman yang lurus tentang Al-Qur’an dan hadits didasari dengan kebeningan hati dan aqidah yang shahih. Karena hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan dapat memahami Al-Qur’an dan hadits dengan benar.

5. *Diberikan kesabaran*

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Tidaklah seseorang diberikan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

“ Tidaklah diberikan (sifat-sifat yang terpuji ini) kecuali orang-orang yang sabar, dan tidaklah diberikannya kecuali orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. ” (QS. Fushshilat: 35)

Semoga Allah memudahkan kita untuk menuntut ilmu dan mengamalkannya.

✏ Nusaibah Ziyan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

_"......Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali."(Qs. Hud : 88)_

Referensi : Muslimah.or.id

※※※●➖➖¤❅❀❦🌸❦❀❅¤➖➖●※※※
♻Repost
*Group Wa Tholibu Al Ilmi*

📲 Daftar
""""""""""
*Kirim wa dengan format*
#nama # no wa # domisili
Ke
Ikhwan   : 082230565225
Akhawat : 082140539033

~~~~~~~~~~~~~~~~
IG : tholibualilmi
Fp : tholibualilmi
Tlgrm : t.me/tholibualilmi
Blog : http://tholibualilmi.blogspot.com

※※※●➖➖¤❅❀❦🌸❦❀❅¤➖➖●※※※

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies