cHeYa
this site the web

Tinggalkan Yang Tidak Bermanfaat

Tinggalkan Yang Tidak Bermanfaat
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●🌷

🌀 Mungkin di antara kita pernah dan masih cenderung fast respon untuk urusan dunia daripada akhirat. Semoga Allah berikan kepada  kita hidayah dan keistiqomahan agar kita bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kebaikan.

Mungkin kita pun dulu pernah, di ajak taklim banyak sekali alasan namun jika di ajak jalan-jalan semangat sekali. Mungkin, jika kita tahu saat itu nikmatnya berada di majelis ilmu, mungkin sikap kita akan berbeda.
Dan bisa jadi... kita sudah sering diberi sinyal untuk menghampiri hidayah namun malah kita abaikan.

Terkadang... untuk mencari ilmu banyak alasan... capek lah... jauh lah... sibuk lah... *Emang yang hadir di majelis ilmu orang-orang pengangguran???*

Dan kadang untuk ilmu kajian dari internetpun berusaha ditolak atau jarang di download... alias di scroll doang or clear chat....
dengan alasan KUOTA... padahal... untuk ngliat film... atau download musik semangat dan ada waktu...

Jika kita masih demikian... maka... mari kita muhasabah diri kita... mengapa ada penolakan terhadap kebaikan...?

🌀 Medsos dan gadget ibarat pisau. Ia bisa bermanfaat dan bisa menjadi mudharat. Dan bisa jadi kita sudah, pernah atau masih terkena fitnahnya.

Maka... jika kita sudah paham hakikat dunia ini, kita harus senantiasa berupaya memaksimalkan fasilitas yang telah Allah  mudahkan untuk beramal shaleh.

🌀 Mengenai group whatsapp perlu sekali kita pertimbangkan manfaat dan mudharatnya. Ingat ya... semua akan dihisab...

Perhatikan group-group yang kita ikuti...
Apakah ada ikhtilat di dalamnya?
Apakah pembicaraannya sesuai adab?
Apakah ada ghibah?
Apakah bisa membuat orang CLBK dan terlibat hubungan yang tidak dibenarkan?
Ataukah mudharat dari foto atau video yang mungkin dishare di group tersebut?

Komunitas yang lebih banyak membicarakan urusan dunia dan sedikit membicarakan perkara akhirat serta yang membawa banyak kemudharatan baiknya ditinggalkan saja...
Daripada... kita jadi ikut-ikutan banyak "ngobrol atau bercanda" yang tidak jelas.

Dan terkadang digroup tertentu itu ada becandaan-becandaan yang tidak sesuai porsinya.

Perlu di ingat ya... bercanda dengan dusta untuk membuat orang tertawa itu tidaklah boleh. Walau itu berupa meme... maupun berupa text atau video.

Mengenai meme... pernahkah kita berpikir jika orang di foto tersebut menggugat kita kelak di akhirat?? Bagaimana cara kita meminta maaf kepadanya saat masih di dunia? Bagaimana jika ia tokoh terkenal diluar negri yang sudah kita "dzolimi" ?

Jika kita bertanya kepada mereka yang masih bertahan di group-group semacam itu..  mungkin jawabannya....

_"ini kan baik... ana dapat info A B C D dst..."_

Na'am bisa jadi... namun perhatikan pula mudharat yang di dapat dan bagaimana waktu habis begitu saja... dalam waktu-waktu itu seharusnya bisa di gunakan untuk memperbanyak amal timbangan kebaikan dan bukan melakukan hal keburukan... atau yang  mubah atau hal-hal yang sedikit pahalanya. Waktu terus jalan nih... sampai kapan terus bermain-main?

Ingat pula perkataan Hasan bin Sholeh rahimahullah :

_“Sungguh bisa saja setan membukakan 99 pintu kebaikan untuk seorang hamba, dengannya dia menginginkan satu pintu keburukan untuknya” ( Talbis Iblis , Ibnul Jauzi, hal: 37)._

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda,

ﻣِﻦْ ﺣُﺴْﻦِ ﺇِﺳْﻼَﻡِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﺗَﺮْﻛُﻪُ ﻣَﺎ ﻻَ ﻳَﻌْﻨِﻴﻪِ

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat ” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih ).

Hadits ini mengandung makna bahwa di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baik berupa perkataan atau perbuatan. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 288)

Boleh gunakan medsos asal.... bermanfaat  untuk dunia dan akhiratmu...

Jadi... bukan berarti menyambung komunikasi seperti komunitas alumni  tidak boleh... jika *sesuai syariat...no ikhtilat* dan yang dibahas juga berfaedah silahkan. Cuma jika isinya justru membawa mudharat... bercanda-cabda tidak jelas... lalu buat apa????

Jika kita ingatkan saat ada kemungkaran disitu, belum tentu  semua menerima... jika kita diamkan bukankah itu juga tidak baik? Tidakkah takut datang azab Allah saat kita membiarkan ada kemaksiatan? Dimanapun kita harus berusaha amar ma'ruf nahi munkar semampu kita.

Silahkan muhasabah masing2....

Remind again...
SEMUA AKAN DI HISAB...

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir ” (QS. Qaaf: 16-18).

Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Yang dicatat adalah setiap perkataan yang baik atau buruk. Sampai pula perkataan “aku makan, aku minum, aku pergi, aku datang, sampai aku melihat, semuanya dicatat. Ketika hari Kamis, perkataan dan amalan tersebut akan dihadapkan kepada Allah” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13: 187).

Dalam hadits Al Husain bin ‘Ali disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇِﻥَّ ﻣِﻦْ ﺣُﺴْﻦِ ﺇِﺳْﻼَﻡِ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﻗِﻠَّﺔَ ﺍﻟْﻜَﻼَﻡِ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻻَ ﻳَﻌْﻨِﻴﻪِ

“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah mengurangi berbicara dalam hal yang tidak bermanfaat ” (HR. Ahmad 1: 201. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan adanya syawahid –penguat-).

Abu Ishaq Al Khowwash berkata,

ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﺐ ﺛﻼﺛﺔ ﻭﻳﺒﻐﺾ ﺛﻼﺛﺔ ، ﻓﺄﻣﺎ ﻣﺎ ﻳﺤﺐ : ﻓﻘﻠﺔ ﺍﻷﻛﻞ ، ﻭﻗﻠﺔ ﺍﻟﻨﻮﻡ ، ﻭﻗﻠﺔ ﺍﻟﻜﻼﻡ ، ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻳﺒﻐﺾ : ﻓﻜﺜﺮﺓ ﺍﻟﻜﻼﻡ ، ﻭﻛﺜﺮﺓ ﺍﻷﻛﻞ ، ﻭﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻨﻮﻡ
“Sesungguhnya Allah mencintai tiga hal dan membenci tiga hal. Perkara yang dicintai adalah sedikit makan, sedikit tidur dan sedikit bicara. Sedangkan perkara yang dibenci adalah banyak bicara, banyak makan dan banyak tidur” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 5: 48).

‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,

ﻣﻦ ﻋﺪَّ ﻛﻼﻣﻪ ﻣﻦ ﻋﻤﻠﻪ ، ﻗﻞَّ ﻛﻼﻣُﻪ ﺇﻻ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻌﻨﻴﻪ

“Siapa yang menghitung-hitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaat” Kata Ibnu Rajab, “Benarlah kata beliau. Kebanyakan manusia tidak menghitung perkataannya dari amalannya” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 291).

Ibnu Rajab berkata, “Jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat, kemudian menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanda baik Islamnya telah sempurna” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 295).

*“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik .*”
(HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali berkata bahwa sanad hadits ini shahih.

Semoga sedikit pengingat ini bermanfaat untuk ana dan antum. Sesungguhnya pertolongan itu dari Allah...

Barakallahufikum...

🖋 Nusaibah Ziyan

※※※●➖➖¤❅❀❦🌸❦❀❅¤➖➖●※※※
♻Repost
*Group Wa Tholibu Al Ilmi*

📲 Daftar
""""""""""
*Kirim wa dengan format*
#nama # no wa # domisili
Ke
Ikhwan   : 082230565225
Akhawat : 082140539033

~~~~~~~~~~~~~~~~
IG : tholibualilmi
Fp : tholibualilmi
Tlgrm : t.me/tholibualilmi
Blog : http://tholibualilmi.blogspot.com

※※※●➖➖¤❅❀❦🌸❦❀❅¤➖➖●※※※

0 comments:

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies