cHeYa
this site the web

Jangan Menuai Dosa Dari Ujian Orang Lain

🌷●●●●●●●●●●●●●●
Jangan Menuai Dosa
Dari Ujian Orang Lain
●●●●●●●●●●●●●●●🌷

Mungkin ada yang berpikir... bisa gitu ya kita ikutan dosa saat orang lain di uji? Na'am...
Kalau kita ghibah... berprasangka... dan tergesa-gesa berikan judgement baik sesuai kenyataan maupun yang tidak sesuai kenyataan.

Dari 10 masalah orang, mungkin yang antum ketahui cuma 2. Namun terkadang kita ini sibukkkkkk membahasnya. Yang dibicarakan jadi "artis" dadakan. Hati-hati ya peluang transfer pahala dan transfer dosa. Kita capek-capek beramal shaleh, egh pindah pahala kita ke orang yang kita dzolimi/ghibah.
Padahal kita tidak tahu amal kita yang diterima Allah sudah berapa?
Padahal kita tidak tahu amalan kita yang tercampur riya' atau yang jadi hilang...

Ujian adalah salah satu cara Allah menunjukkan cinta kepada hambaNya.
Ujian itu bukan selalu pertanda itu bentuk kebencian dari Allah...
Coba bayangkan dengan pahala kesabaran, dengan dosa-dosa yang hilang dengan izin Allah... dengan dosa yang bisa diganti dengan kebaikan oleh Allah. Masya Allah... segala puji bagi Allah yang begitu pemurah dan Allah Maha Baik.

_“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya." (QS. Al Furqon: 70-71)_

Dan ingatlah akan hadits mengenai ahlu musibah dan ahlu afiyah. Ahlu afiyah kelak iri dengan ahlu musibah.

Jika kita di uji pun maka muhasabah juga diperlukan.
Namun terkadang manusia itu ada yang memandang rendah orang yang sedang di uji...
Setelah ngaji harusnya lebih banyak berikan uzur kepada saudara seiman... harusnya lebih berbaik sangka dan meninggalkan pembicaraan atau perbuatan yang tidak berfaedah. Namun itulah manusia yang bisa khilaf.

Jika diri kita menyadari manusia bisa khilaf maka, orang-orang disekitar kita juga bisa khilaf.

Ikhwani dan akhwaty...
Jangan merasa dirimu lebih baik dihadapan Allah daripada orang lain... Subhanallah... engkau tidak tahu kelak kedudukanmu di akhirat... surga atau neraka...
Hati itu milik Allah.
Bisa jadi yang saat ini bermaksiat menurutmu kelak ia meninggalnya husnul khotimah. Allah kehendaki ia bertaubat dan beramal shalih  sebelum ia meninggal.

Maka... JANGAN TERTIPU DENGAN AMALMU... DAN JANGAN ANGGAP ORANG LAIN, ISI HATI DAN PIKIRANNYA SELALU SAMA SEPERTI DIRIMU... BISA JADI IA PUNYA ALASAN YANG TIDAK ENGKAU KETAHUI.

Ikhwani... dan akhwaty..
Bukankah orang beriman itu akan di uji? Bukankah semakin berat ujian itu juga peluang "lahan" mendapat pahala yang lebih besar? Dan orang manusia akan di uji selama di dunia.

Jadi jika punya masalah ITU WAJAR.... yang tidak wajar adalah.... jika reaksi kita berlebihan atas ujian yang menimpa orang lain.
Mungkin kita sibukkkk ngomongin fulan dan fulan atau kelompok tertentu. Hati-hati dengan lisan dan prasangka.

_“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Ankabut : 2–3 )_

_"Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi)._

Allah letakkan kesempitan dihati orang beriman mungkin agar manusia itu segera mengingat ALLAH.
Namun mirisss jika ada orang-orang yang menganggap rendah orang yang sedang diuji dan merasa dirinya lebih baik. Allahul musta'an.

Bukankah para anbiya juga di uji?? Dan kadar ujian atau lama ujian tiap orang dengan kasus yang sama itu berbeda-beda. Dan tidak perlu bandingkan diri dengan masalah orang lain. Atau menganggap rendah proses hijrah orang lain.

_"Dari Mus’ab dari Sa’ad dari bapaknya berkata, aku berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?” Kata beliau: “Para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar dien (keimanannya). Apabila diennya kokoh, maka berat pula ujian yang dirasakannya; kalau diennya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar diennya. Dan seseorang akan senantiasa ditimpa ujian demi ujian hingga dia dilepaskan berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” [HR. At-Tirmidzi no.2398, dishahihkan oleh syaikh Al-Albani, tahqiq Ahmad Muhammad Syakir]_

Dan beda kasus bisa beda kondisinya maka proses perubahannnya pun bisa beda antara orang satu dengan yang lainnya. Dan ingatlah sifat manusia itu bermacam-macam. *Namun masalah apapun yang dihadapi... kembalilah kepada Allah azza  wa jalla*
Ujian sakit misalnya... kapankah disembuhkan Allah? Itu terserah Allah. Manusia hendaknya terus doa dan ikhtiyar.

Mungkin ada yang berpikir dosa dia apa sih kok di uji sakit terus menerus?
Orang sibuk menghisab dosa orang lain. Mungkin disaat ALLAH ingin  membersihkan dosa orang lain, kita justru sibuk merendahkan orang lain. Dan kadang komen ini riya atau ini ga ikhlas atau ini kok gitu sih...kan dia dah paham bla bla bla....
Allahul musta'an... hati-hati dengan bibit-bibit kesombongan.

Ingatlah akan sebuah kisah dimana beliau berkomentar tentang riya terhadap orang yang sedang menangis dimasjid. Lalu setelah itu beliau sulit menangis sekitar sebulan saat menghadap Allah. Lalu beliaupun muhasabah dan meminta maaf.

Coba perhatikan... ambil ibrahnya... jangan menerka-nerka perbuatan atau isi hati orang lain. Apalagi cuma lihat dari status medsosnya. Status medsos belum tentu curahan perasaan yang punya akun.

Jadi tidak perlu baper dan mengkaitkan dengan yang sedang dihadapinya. Bisa saja dia hanya suka "quote" nya atau untuk self reminder.
Jadi tidak perlu juga merasa tersindir akan status medsos orang lain. Bisa jadi dia menasehati dirinya sendiri atau mengingatkan agar tidak berbuat hal yang tidak nyaman kepada orang lain.

Sekali lagi ingin ana ingatkan kepada diri ana dan kita semua bahwa.... JANGAN RAJIN MENILAI HATI dan PERILAKU ORANG LAIN...

Dan bukan tugas kita untuk menghisab kesalahan orang lain...Hati-hati pula dengan bisikan syaitan yang membuat kita jadi meninggalkan peluang amal di hadapan kita...

Terkadang manusia tidak perlu berkata aku sudah berubah.
Orang lain kadang tidak perlu itu. Tapi buktikan sama Allah.
Allah lebih tahu beratnya ujianmu dan bagaimana perjuanganmu. Dan jadilah dirimu sendiri... bukan menjadi manusia penuh pencitraan.....

🖊 Nusaibah Ziyan

~~~~~~~~~~~~~~~~
#reminderforus

0 comments:

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies