cHeYa
this site the web

Kulwap hsmn cilacap: Kedudukan Wahyu Dalam Islam

Hasil resume kulwap HSMN  cilacap.

Senin, 23 Nov 2015
Narasumber: ust beta andri (abu abbas)
Moderator: bunda fla
Notulen: bunda widya
Tema: kedudukan wahyu dalam islam

===============

Materi :
Kedudukan Wahyu dalam Islam.
                                                                                     Adapun, materi yang akan saya sampaikan, disusun dalam susunan sbb:
A. Apa itu wahyu dan mengapa manusia butuh kepada wahyu?
B. Wahyu Allah sampai kepada kita melalui dua jalan: Quran dan Sunnah
C. Kedudukan Akal dalam Islam
D. Metodologi Memahami Wahyu

Meskipun ada beberapa definisi yang disebutkan Ulama tentang makna wahyu, walaupun dengan kalimat yang berbeda-beda namun hakekatnya sama.     A. Apa itu wahyu?
Di antara definisi yang cukup mewakili adalah perkataan imam az-Zarqani rahimahullah:
"Pemberitahuan Allâh kepada hamba pilihan-Nya akan semua perkara yang ingin Dia tunjukkan kepada hamba tersebut yang berupa hidayah dan ilmu, dengan cara rahasia dan tersembunyi, tidak biasa (terjadi) pada manusia.” [Manâhilul ‘Irfân, 1/63, karya az-Zarqani]                    وَوَجَدَكَ ضَآلًّۭا فَهَدَىٰ
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Sering kan ya baca ayat ini ibu2? Ketika sholat atau hafalan bersama anak.
Maka tidak berlebihan jika kita sering mendengar bahwa turunnya wahyu dan diutusnya Rasul-Rasul adalah bentuk kasih sayang Allah kepada umat manusia, karena Ia tidak ingin kita hidup tanpa panduan. Tidak ada yang dapat selamat dari hakikat kehidupan dunia ini kecuali dengan wahyu.
Bahkan Allah menyebut kondisi Nabi Muhammad sebelum mendapat wahyu adalah dalam kebingungan:
Tanpa wahyu, manusia akan terjatuh dalam kesesatan.
Mengapa manusia butuh kepada Wahyu?
Bahkan bentuk keadilan Allah adalah dengan menurunkan wahyu, yang dengannya Allah tegakkan hujjah bagi manusia sehingga Ia memberikan batas yang jelas siapa yang akan dirahmati-Nya dan siapa yang akan disiksa-Nya.
Allah tidak ingin kita jatuh dalam kesesatan yang berujung pada jatuh dalam kemurkaan Allah. Allah tidak membiarkan kita hidup tanpa diberi tahu apa sebenarnya tujuan hidup kita.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)
Maka perlu dipahami, "ketetapan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya" yang dimaksud pada ayat di atas adalah wahyu.

B. Wahyu Allah sampai kepada kita melalui dua jalan: Quran dan Sunnah
Allah ta'alaa berfirman:
وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا
"Dan Allah telah menurunkan al-Kitab dan al-Hikmah kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu". [an-Nisâ`/4:113].
Ibnu Katsir dalam tafsirnya, menyebutkan bahwa Al-Hikmah yg dimaksud dalam ayat ini adalah as-Sunnah. (Tafsir Ibnu Katsir)
Kalau ayat di atas mungkin sudah sering dengar.. nah ayat berikut juga tidak kalah menarik...
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan makna ayat ini: "Yaitu amalkanlah (wahai istri-istri Nabi) apa yang diturunkan Allah Tabaraka wa Ta'ala kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam di rumah-rumah kalian, yang berupa Al-Kitab dan as-Sunnah".
Jadi istri2 Nabi diperintahkan Allah utk mengamalkan apa yg diturunkan Allah berupa Kitab dan Sunnah. Ibu2 sholihah tentu mencontoh ummahatul mukminin yaa...
Oleh karena itu, Al-Qur`ân dan as-Sunnah merupakan dua perkara yang saling menyatu, tidak terpisah, dua yang saling mencocoki, tidak bertentangan.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
"Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya".  (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
Allah Ta'âla juga berfirman:
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَىٰ فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا
"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumah-rumah kamu (para istri Nabi) dari ayat-ayat Allah dan Hikmah (Sunnah Nabi). Sesungguhnya Allah adalah Maha lembut lagi Maha mengetahui". [al-Ahzâb/33:34].

C. Kedudukan Akal dalam Islam
4. Penyebutan begitu banyak proses dan anjuran berfikir dalam Al Qur’an, yaitu untuk tadabbur dan tafakkur, seperti la’allakum tatafakkarun (mudah-mudahan kamu berfikir) atau afalaa ta’qilun (apakah kamu tidak berpikir).
Syari’at Islam memberikan nilai dan urgensi yang amat tinggi terhadap akal manusia. Hal itu dapat dilihat pada beberapa point berikut ini.
Meskipun kedudukan akal yang sedemikian tinggi, ia tetap harus tunduk kepada wahyu.
Belum lagi, seringnya kita dapati adanya perubahan pada hasil penelitian akal; misalnya dahulu manusia berkesimpulan dunia ini datar, lalu muncul teori bulat, lalu muncul teori lonjong. Dahulu mengatakan minyak bumi adalah sumber energi tak terbarukan, lalu muncul teori sebaliknya. Dahulu mengatakan matahari mengitari bumi, lalu muncul teori sebaliknya, dan begitu seterusnya.
Di antara bukti adanya titik lemah pada akal manusia, adalah adanya banyak hakekat yang tidak bisa dijelaskan olehnya, seperti: hakekat ruh, mimpi, jin, mukjizat, karamah, dan masih banyak lagi.
2. Akal merupakan syarat menerima taklif (beban syari’at) dari Allah Ta’ala. Hukum-hukum syari’at tidak berlaku bagi orang yang tidak memiliki akal.
Oleh karenanya, Islam memberi ruang khusus bagi akal, ia hanya boleh menganalisa sesuatu yang masih dalam batasan jangkauannya, ia tidak boleh melewati batasan tersebut, kecuali dengan petunjuk nash-nash yang diwahyukan.
1. Allah hanya menyampaikan kalam-Nya kepada orang yang berakal karena hanya mereka yang dapat memahami agama dan syari’at-Nya.
وَذِكْرَى لأولِي الألْبَابِ
“Dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 43)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الصَّبِىِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ
“Pena diangkat (dibebaskan) dari tiga golongan: [1] orang yang tidur sampai dia bangun, [2] anak kecil sampai mimpi basah (baligh) dan [3] orang gila sampai ia kembali sadar (berakal).” (HR. Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)                        3. Allah Ta’ala mencela orang yang tidak menggunakan akalnya, semisal perkataan Allah pada penduduk neraka yang tidak mau menggunakan akal.

D. Metodologi Memahami Wahyu
Para ulama menyebutkan kaidah di dalam memahami dan menafsirkan Alquran sebagai berikut:
1. Menafsirkan Alquran dengan Alquran
2. Menafsirkan Alquran dengan as-Sunnah
3. Menafsirkan Alquran dengan perkataan-perkataan para sahabat
4. Menafsirkan Alquran dengan perkataan-perkataan para tabi’in
5. Menafsirkan Alquran dengan bahasa Alquran dan as-Sunnah, atau keumumam bahasa Arab
Kenapa kok dalam memahami Al-Quran merujuk ke sahabat?
Kalimat berikut dikutip utuh dari Ibnu Katsir: “Adapun menafsirkan Alquran semata-mata hanya dengan pikiran (akal), maka (hukumnya) haram.” (Tafsir al-Qur`anul Azhim, Muqaddimah, 4-5).
Maka akal dengan segala keterbatasannya, butuh sebuah metodologi untuk memahami wahyu.
Cara memahami al-Kitab dan as-Sunnah ialah dengan nash-nash al-Kitab dan as-Sunnah itu sendiri. Karena yang paling mengetahui maksud suatu perkataan, hanyalah pemilik perkataan tersebut (Allah subhanaahu wa ta’alaa).
Jika sumber Alquran dan Sunnah adalah kembali kepada Allah, tentu kita tidak akan menemukan kandungan yang bertentangan di dalamnya, baik antara ayat dengan ayat, ayat dengan hadits, maupun hadits dengan hadits.
(2) Karena Rasulullah bersama mereka ketika Alquran turun, sehingga para sahabat dapat menanyakan ayat-ayat yang susah difahami.
(4) di antara para sahabat, ada ulama, orang2 yang memilki keutamaan, khulafaur rasyidin, oang2 yang didoakan langsung oleh Nabi seperti, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abbas
Jika dalam suatu hal masih belum mendapati pemahaman ttg suatu ayat, maka tempat kembali ialah kepada bahasa Alquran dan as-Sunnah, atau keumumam bahasa Arab, atau perkataan para sahabat dalam masalah tersebut.
Adakah Wahyu yang bertentangan?
(3) karena para sahabat memiliki pemahaman yang sempurna, ilmu yang benar, dan amal yang shalih.
(1) Mereka lebih mengetahui tentang tafsir Al-Quran, karena mereka menyaksikan turunnya wahyu dan yang menjadi penyebab turunnya.
Meski ada ayat-ayat atau hadis-hadis yang dianggap bertentangan oleh sebagian orang, namun hal itu hanyalah persangkaan. Para ulama sudah mendudukan nash-nash tersebut pada tempatnya, sehingga tidak lagi bertentangan.
Allah berfirman:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ لْقُرْءَانَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ للَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ خْتِلَٰفًۭا كَثِيرًۭا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. Annissa: 82)
Apakah hadits di atas bertentangan dengan Quran:
“Dan sesungguhnya, seorang manusia hanya mendapatkan hasil yang telah diusahakannya.” (Q.S. An Najm:39)
Karena mendidik anak termasuk jerih payah orang tua, maka amal yang dilakukan anak akan diganjar sebagai amal yang diusahakan orang tua.
Maka ulama telah menjelaskan dengan hadits berikut:
Dari Aisyah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Anak seseorang itu termasuk jerih payah orang tersebut bahkan termasuk jerih payahnya yang paling bernilai, maka makanlah sebagian harta anak.” (HR. Abu Daud, no.3529 dan dinilai sahih oleh Al-Albani)
Misal:

Dari Ibnu Abbas, bahwa seorang wanita dari Juhainah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu dia berkata, “Sesungguhnya, ibuku bernazar akan berhaji, tetapi dia belum berhaji sampai dia meninggal. Apakah aku (dapat) menghajikannya?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, berhajilah untuknya. Bagaimana pendapatmu, jika ibumu menanggung utang, apakah engkau (dapat) membayar? Bayarlah (utang) kepada Allah, karena Allah lebih berhak terhadap pemenuhan (utang).” (H.R. Bukhari, no. 1852)

Karena mendidik anak termasuk jerih payah orang tua, maka amal yang dilakukan anak akan diganjar sebagai amal yang diusahakan orang tua.
Apakah hadits di atas bertentangan dengan Quran:
“Dan sesungguhnya, seorang manusia hanya mendapatkan hasil yang telah diusahakannya.” (Q.S. An Najm:39)
Maka ulama telah menjelaskan dengan hadits berikut:
Dari Aisyah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Anak seseorang itu termasuk jerih payah orang tersebut bahkan termasuk jerih payahnya yang paling bernilai, maka makanlah sebagian harta anak.” (HR. Abu Daud, no.3529 dan dinilai sahih oleh Al-Albani)

====================

Tanya Jawab                 ================== 1. Ust saya dari kecil merasa kurang belajar/krg tahu mengenai hadits.  Ternyata hadits itu banyak sekali. Saya tidak ingin anak sy mengalami hal yg sama.inginnya anak lbh baik daripada orang tuanya. Sbg orang tua apa yg harus saya lakukan ust sementara ilmu agama kami, masih perlu bnyk bljr jg.

==> Jawab                    1. Bagus sekali ibu mau belajar hadits bersama anak. Saran saya, berikan hadits kepada anak, sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Yang paling mudah tentunya hadits2 ttg akhlak, bahwa akhlak Rasulullah shalallahu alayhi wa sallam ketika tidur, bangun, mandi, makan, dst seperti apa. Sambil menumbuhkan kecintaan kepada beliau shalallahu alayhi wa sallam. Bisa dimulai dari hadits Arbain Nawawi.

2. Apakah anak sblm baligh amal ibadahnya jd pahalanya orang tua? Pernah dengar spt itu. Apa bnr ust?

==> Jawab                    2. Betul, ada disebut dalam hadits sahabat Nabi yang membawa anaknya yg belum baligh beribadah haji. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan, “Ada seorang perempuan mengangkat anaknya seraya berkata, “Wahai Rasulullah apakah anak ini juga mendapatkan pahala haji?” Beliau menjawab: “Benar, dan engkau mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

3. Tentang kedudukan akal bagaimana islam memandang ilmu filsafat yg mengagungkan logika?                                                               ==> Jawab                    No 3, ini sebenarnya ada di pesan penutup.
Tadi kita sudah mempelajari bahwa akal manusia terbatas.
Mendewakan akal/logika di atas wahyu, berpotensi membawa kita kepada sifat syaithon.
"Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". QS AL Araaf: 12

4. A. Bagaimana ikhtiyar istri agar suami mau melakukan ibadah2 sunnah ustadz? Spt celana di atas mata kaki?

B. Maaf mau tanya kalau panjang celana spt pada umumnya itu di larang apa tidak ust? Apa yg dilarang itu yg menyentuh tanah? Maaf sy krg paham.(bagi laki2)         ==> Jawab                    4. A. Berdoa dan menunjukkan akhlak yang baik kepada suami. Banyak ustadz menasehatkan agar istri yang mengenal agama lebih dahulu/lebih banyak dari suami, agar makin menambah kebagusan akhlaknya kepada suami
4. B. kain yang dilarang bagi laki2 adalah yang melebihi mata kaki.
Justru semakin faham, semakin baik amalnya.
Jangan sampai ujub dengan amal/ilmunya.
Menurut penjelasan yang saya dapatkan dari ustadz2, menutupi mata kaki masih BELUM termasuk melebihi mata kaki.
Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار

“Kain yang panjangnya di bawah mata kaki tempatnya adalah neraka” (HR. Bukhari 5787).

5. Anak menghafal hadits baiknya usia brp ust?                        ==> Jawab                    5. saya tidak tahu.

6. Utk mengetahui perintah Alloh SWT melalu wahyu yg ada di al quran qta harus belajar tafsir dulu,menurut abu abbas utk yg bru pertama belajar lbh mudah pake tafsir apa?

==> Jawab                    6. Tafsir ibnu katsir sebaiknya dengan pembimbing, atau mengikuti kajiannya, boleh dibaca sendiri dulu, nanti dikonfirmasi ke ustadz2 apa benar pemahaman saya begini dan begitu.

7. lanjut pertanyaan lg abu,cara mudah mengajari anak tafsir quran dan bljr hadis ada tips nya kah?

==> Jawab                   7. ada, ortunya bersemangat belajar tafsir, insya Allah anaknya ngikut.

8. A. Untuk balita, sebaiknya dimulai dari memperkenalkan hadist-hadist apa dulu ustadz, mengingat hadist itu banyak sekali?                          ==> Jawab                   8. A. Utk anak usia muda, diajarkan mengamalkan hadits2 akhlak, bukan menghafalnya.
Tafsir dan hadits itu, banyak kisah2 yang menyenangkan yang bisa disampaikan ke anak.                             8. B. Kalau untuk wanita ada aturan panjangnya ust? Yg bnr spt apa?
Apa hadits dbwh jg berlaku untk wanita?

Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
ما أسفل من الكعبين من الإزار ففي النار

“Kain yang panjangnya di bawah mata kaki tempatnya adalah neraka” (HR. Bukhari 5787).
==>  Jawab                  8. B. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan mengenai bagian bawah pakaian, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata kepada Rasulullah, “Lalu bagaimana dengan pakaian seorang wanita wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Hendaklah ia mengulurkannya satu jengkal,” Ummu Salamah berkata, ‘Jika demikian masih tersingkap ” Satu hasta saja dan jangan lebih dari itu,” jawab beliau. (HR. At Tirmidzi. Hadits hasan shahih)
Hadits ttg kain, tidak berlaku bagi wanita.                  Wanita boleh memanjangkan kain sampai dia aman dari khawatir tersingkap.
Namun terlalu panjang memanjangkan kain, juga dilarang. misal   spt pakaian pengantin yang panjang.

9. Saya pernah dengar teman berkata, bahwa ada hadist dhaif yg bisa naik tingkat menjadi hadist hasan? Apakah itu benar? Kalau benar, apa saja syaratnya suatu hadist bisa naik tingkat?        ==>  Jawab                   9. saya tidak tahu detilnya, bisa ditanyakan ke ustadz yang sebenarnya. utk amannya, ikuti pensahihan hadits oleh ulama.

10. Ust hukum cadar itu bagaimana ya?

==> Jawab                 
10. hukum cadar, saya mengambil pendapat syaikh Albany, hukumnya boleh.

11. Saya pernah dengar lelaki tidak baik pake baju merah. Apa benar ada larangannya? Atau dalilnya?                     ==> Jawab                 11. setahu saya, di beberapa hadits, Nabi pernah memakai baju warna merah. seperti baju merah buatan Yaman.
Adapun larangan warna, pendapat yang saya ikuti adalah larangan karena cara mewarnainya, yaitu dengan cara mencelup. bukan warna celupannya.

12. Disaat istiqomah kita dalam beribadah sedang turun. Apa yang harus dilakukan ust untuk melawan rasa malas itu? Maaf bertanya diluar topik
==> Jawab                  12. berdoa agar dijauhkan dari rasa malas. banyak doa2 dengan lafal dari nabi yang isinya berlindung dari rasa malas. salah satu doanya sering kita baca setelah sholat Allahumma a'inni alaa dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatika ya Allah TOLONGlah saya utk dapat mengingatmu, bersyukur padamu dan membaguskan amal.
Itu juga disarankan dibaca ketika sujud ya ustad?                         ==> Jawab            Doanya bebas, tidak harus di sujud

13. Ust, apa perbedaan isnad dan sanad? Karena sy pernah menjumpai ulama mengatakan bahwa isnad hadist ini shahih. Sy memahaminya sama seperti sanad.                      ==> Jawab                  13. benar. bisa dipahami memiliki makna serupa, namun secara bahasa arab artinya berbeda. lebih jelasnya bisa tanya ke ustadz yg faham kaedah2 hadits

14. Ust, bagaimanakah hukum mengucapkan selamat milad? Apakah boleh? Karena ada yang mengatakan tidak ada landasannya. Kalau diganti barakallahu fii umrik apakah juga tidak boleh?         Jawab                memberi ucapan barakallahu, dianjurkan dalam islam setiap akan mendoakan saudara kita, bukan setiap milad.
memberi selamat milad bukan tradisi islam, dan saya percaya sesuatu amal yang tidak diajarkan dalam islam berarti tidak membahayakan akhirat kita kalau kita tidak mengerjakannya. kalau tidak membahayakan akhirat kita maka tidak perlu kita repot2 mengamalkannya.
Setiap ketemu, bisa mendoakan barakallahu

15. Ust, maksud dg cara mencelup bukan celupannya itu bagaimana? Apakah ada aturan pewarna an kain yg boleh di pakai ust?                                          no 15 blm dijawab

16. tentang kedudukan akal bagaimana islam memandang ilmu filsafat yg mengagungkan logika?                     Jawab                       ilmu filsafat ilmu hasil dari pemikiran manusia, sementara manusia makhluk yang tidak sempurna. tentu kedudukannya di bawah wahyu. tidak boleh digunakan untuk menentang wahyu. semua ilmu, selayaknya digunakan untuk mendapatkan manfaat dunia maupun akhirat. dari ilmu teknik, kita bisa membangun jalan, gedung, bermanfaat. ilmu psikologi membantu kita memahami cara berpikir manusia, bermanfaat. nah kalau filsafat, saya bingung manfaatnya di mana. maaf rada provokatif

17. Ada yg blng rasul berpuasa di hari senin krn hr lahir rasul ya ust. Jd saat kita lahir hr selasa kita puasanya selasa. Apa bgtu ust? Atau pas tgl klahiran kita kita puasa? Mhn penjelasannya             jawab                           ttg hari kelahiran, tidak ada satu orang sahabat nabi yang mempuasai hari kelahirannya sendiri semua mempuasai hari kelahirannya rasulullah jadi tidak bisa dikiaskan utk hari kelahiran sendiri.

18. Dzikir pagi&petang yg shohih tu spt apa?? Mngapa Dzikir al ma'tsuroth karangan syeh hasan albana mnurut mnhaj  salafus sholih dihukumi suatu hal yg bid'ah?                   Jawab                      dzikir yg shohih itu yg dicontohkan oleh Nabi jika ingin mengamalkan al-ma'tsurat, maka tidak boleh berkeyakinan bahwa lafal  doa tsb dari Nabi. nah, jika kita memahami bahwa lafal doanya bukan dari nabi maka kedudukannya sama dengan doa2 yang kita panjatkan dari redaksi kita sendiri. 18 Dzikir pagi&petang yg shohih tu spt apa?            dzikir yg shohih itu yg dicontohkan oleh Nabi jika ingin mengamalkan al-ma'tsurat, maka tidak boleh berkeyakinan bahwa lafal  doa tsb dari Nabi. nah, jika kita memahami bahwa lafal doanya bukan dari nabi maka kedudukannya sama dengan doa2 yang kita panjatkan dari redaksi kita sendiri. dalam masalah doa sebenarnya sangat luass.. sangat mudah

19.Dzikir yg shohih spt apa ust? Mgkn diterbitkan oleh penerbit apa gt? Krn bnyk jg doa/ dzikir di toko2buku. Smntr sbg org awam krg paham mana yg bnr2 shahih jawab                       dzikir yg shohih, bisa menggunakan kitab shahih al-adzkar. Al-Adzkar adalah kitab kumpulan dzikir nabi yang disusun oleh Imam Nawawi. lalu ada ulama lain yang memisahkan lagim mana dzikir yang shahih dan yang tidak. ada kitab Hisnul Muslim (maknanya Bentengnya Muslim) karya  Sa'id bin 'Ali bin Wahf Al-Qahthani. ada pdf gratisnya bisa di-google "hisnul muslim". yg susunan lokal, bisa menggunakan buku Dzikir Pagi dan Petang yg ditulis               ustadzYazid bin Abdul Qadir Jawas yg mana saja, tidak masalah, asalkan jelas kesahihannya, lalu di amalkan secara istiqomah

================
pesan penutup           kita belajar kedudukan wahyu agar kita tidak mengagungkan akal di atas wahyu semoga ibu2 semua, semakin bersemangat dala m menimba ilmu dan mengamalkan ilmunya sehingga bermanfaat dunia dan akhirat. من يُرِدْ الله بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ

“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba maka Ia akan difahamkan tentang agamnya.”
(Muttafaq Alaihi dari Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu anhuma) tanda Allah mau kita itu baik adalah kita mau menuntut ilmu. demikian yang dapat

saya sampaikan mohon maaf atas segala kesalahan.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔅🔆🔅🔆hsmn🔆🔅🔆🔅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥facebook.com/hsmuslimnusantara
👥FB: HSMuslimNusantara pusat
📷 instagram: @hsmuslimnusantara
🐤 twitter: @hs_muslim_n
🌐 web: hsmuslimnusantara.org

0 comments:

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies