cHeYa
this site the web

Hidup adalah prosEs...

Seorang bayi akan belajar merangkak sebelum berjalan. Tentu saja tak hanya sekali ia terjatuh dan kadang msh membutuhkan org lain y mengenggam tangannya ketika ia belajar. Seperti juga hal nya dengan sepasang kekasih y awalnya sama-sama egois, berjalan dengan waktu mereka bisa saling mengerti satu sama lain. Minimal, ada y menahan keegoisannya ketika y satu berada d puncak keegoisan. Semua itu memang butuh proses!

Kadang, kita menyimpulkan tentang seseorang dari beberapa sudut pandang kita tanpa melupakan bahwa asumsi kita bisa saja berbeda dengan orang lain. Berjalan dengan waktu, kita kurang bijak bila tetap memandang seseorang itu, terus dari beberapa sudut y sama, bukankah perubahan dalam dirinya pasti ada?. Dalam buku Quantum Learning (Bobbi & mike) ada sebuah tulisan y menyatakan bahwa "Setiap orang punya paradigma/aturan untuk mengevaluasi informasi dan menerapkannya dalam hidup kita berdasarkan pada pengalaman hidupnya. Kadang y kita perlukan adalah pergeseran dalam sudut pandang kita." Nah, bila d bulan kemarin kita punya suatu kesimpulan A dan hari ini B, hal itu tidak mutlak d anggap sebagai bentuk plin plan. Semua memang butuh proses, dan kadang harus melewati tahap tertentu.

Ketika kita tidak menyukai orang lain, baik buruknya dia rasanya masih ada cacat. Meski dia berubah, tetap saja asumsi awal itu sulit terhapus. Mengapa?? Karena hati terlanjur terluka. Semua butuh proses, baik untuk memperbaiki dan belajar dari kesalahan, untuk memaafkan ato melupakan hal y telah dan pasti kita alami karena hal itu telah d gariskan. Misalnya aja tentang tunangan kita y menikah dengan orang lain, tentang hp kita y hilang, tentang perlawanan kita terhadap orang tua, tentang provokasi y mungkin pernah kita lakukan atau kita d tuduh korupsi oleh pihak-pihak y tidak menyukai kita. Bila ada y menyakiti atau y kita sakiti meski itu tidak d sengaja ato kita harus melepas sesuatu dan kehilangan, mungkin jalannya memang harus seperti itu dan Tuhan menghendaki hal itu terjadi. Y pasti semua pasti ada hikmahnya. Emang c, untuk memahami hal ini sangatlah tidak mudah. Berjalan dengan waktu, mungkin kalimat itu akan terasa lebih dalam d hati kita.

Kesalahan itu wajar, namun lebih baik bila d hindari. Kita sendiri masih jauh dari sempurna, lantas mengapa kita menuntut orang lain untuk bisa sempurna d mata kita??? Mengapa tidak menghargai orang lain y berusaha untuk berubah???. Sebagai makhluk penuh emosi daripada logika, karakter manusia itu berbeda-beda. Setiap orang memang mempunyai jalan hidup masing-masing... Y memahami, mengerti dan menilai kita juga dengan cara dan prosesnya masing-masing. Kita tidak bisa memaksa kekasih kita untuk memahami kita seperti cara mantan kekasih memahami kita.

Dalam hubungan sosial y lain, untuk mendapatkan simpati, seseorang akan berusaha mempengaruhi orang lain. Misalnya aja dalam pemilu. Nah, y jadi masalah pengaruh itu benar ato hanya bualan? Dan apa akibatna pengaruh itu terhadap orang lain?.

Setiap orang berharap mendapatkan kebahagiaan. Kalo kita benar-benar menginginkan hidup bahagia, pasti tak terbesit dalam hati kita membuat luka dengan sengaja demi perayaan semu. Semua emang butuh proses untuk menemukan keinginan bahagia seperti itu. Kita tidak selalu harus membela diri ato mencari sekutu demi anggapan proses kita itu lebih baik daripada orang lain. Mari kita belajar dari pengalaman Lincoln. Pada tahun 1842, Abraham Lincoln mengejek seorang politikus y suka berkelahi y bernama james shields. Lincoln mengecamnya melalui sepucuk surat tanpa nama y d terbitkan dalam journal springfield. Ketika james tahu y menulis adalah Lincoln, james mengajak Lincoln berduel. Pada menit terakhir, pendukung mereka menyela dan menghentikan duel tersebut. Itu adalah insiden y paling mengerikan dalam hidup Lincoln. Hal itu mengajarinya satu pelajaran tak ternilai harganya dalam seni berhubungan dengan manusia. Sejak saat itu, beliau tak pernah lagi menulis surat y menghina ato mengolok-olok seorangpun. Ny Lincoln dan beberapa orang pernah berbicara kasar mengenai orang selatan dan Lincoln pun menjawab "Jangan mengkritik mereka. Mereka hanya bertindak dengan cara y sama seperti y akan kita lakukan bila berada dalam situasi y sama"

Lincoln y awalnya termasuk pengkritik bisa berpikir bijak seperti itu memang butuh proses. Nabi aja pernah melakukan khilaf, begitupula dengan orang-orang besar y lain, apalagi kita. Semua emang butuh proses untuk meraih apa y telah, akan ato d harapkan bisa kita dapatkan. Y terpenting bukan tentang hasil akhir namun apa kesimpulan dari seluruh perjuangan itu.

Kita manusia y tak luput dari khilaf dan memiliki asumsi y tak selalu sama. Maka, bila kita d pertemukan dengan saran y sekiranya itu baik, janganlah memandang orang y menyampaikannya, akan tetapi lihatlah y d sampaikannya.
Dengan segala kerendahan hati, saya minta maaf bila ada hal y kurang berkenan d hati saudara, karena sesungguhnya saya masih sangat awam, saya masih perlu banyak belajar dalam hidup ini dan saya masih jauh dari dewasa. Namun saya berharap, semoga tulisan ini bisa bermanfaat...
Wassalam


Best Regards,


c-yakuw
www.Flacheya.com

2 comments:

Anonymous said...

"jangan brenti mas, hidup ini proses, journey, dan point utamanya bukan sampai dimana kita berjalan, tapi dapat apa selama perjalanan."

Anonymous said...

sipppp.... setuju hehehe :D

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies