cHeYa
this site the web

Ruqyah syari'iyyah dan mengenal jin berdasar Al Qur’an dan As sunnah

RUQYAH SYARI’IYYAH

“…..Katakanlah, bagi segenap orang-orang yang beriman Al Quran menjadi petunjuk dan juga obat” (QS. Fushilat :44)

“Kami turunkan dari Al Quran ini, yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang mukmin” (QS Al Israa: 82)

“Hai manusia, sesungguhnya telah dating kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yg berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS Yunus :57)

Rasululloh SAW bersabda : “ Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan obatnya” (Shahih Bukhari :5246)

“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah Qalbu” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari Aisyah, bahwa Nabi SAW memerintahkan kepadanya untuk meruqyah dari penyakit ‘ain (HR. Sunan Ibnu Majah 3503)

Dari Abu bakar bin Muhammad bahwa Khalidah binti Anas Ummu bani Hazm As Sa’idi dating menemui Nabi SAW, dia meminta pertimbangan kpd beliau untuk diruqyah, maka beliau memerintahkan terapi dengan ruqyah (HR Sunan Ibnu Majah 3505)

Dari Amru bin Hazm dia berkata “Aku memperlihatkan gigitan ular kepada Rasululloh SAW, maka beliau memerintahkan meruqyah” (HR Sunan Ibnu Majah 3510)

“.. peragakanlah ruqyah itu di hadapanku, Ruqyah itu tidak ada salahnya selama tidak mengandung syirik” (Shahih Muslim)

Dari Anas ia berkata “sesungguhnya Rasululloh SAW membolehkan ruqyah karena terkena racun, ain (sejenis gangguan hasad dari jin dan manusia) dan luka” (Sunan Tirmidzi : 1981)

Nabi SAW bersabda Ruqyahlah pria tadi dan ajarkanlah ruqyah tersebut kpd Hafsah sebagaimana engkau mengajarinya menulis. (HR. Al Hakim dlm Al Mustradak dan di sahihkan oleh Al Bani dlm As Shahiihah)

Ruqyah tidak menolak takdir: Sufyan bin Uyainah berkata dalam riwayatnya, saya telah bertanya kepada Rasululloh SAW , bagaimana menurut anda tentang obat yang kami gunakan untuk mengobati penyakit, ruqyah yang kami praktekkan, dan penjagaan yang kami buat, apakah bisa menolah takdir Allah ? Kemudian Rasululloh SAW bersabda “ Itu semua termasuk takdir Allah Tabaaroka wa ta’ala” (musnad Ahmad 1429. Juga dlm Sunan Tirmidzi 2074 & 1991, Sunan Ibnu Majah 3428)

Rasululloh SAW meruqyah cucunya : dari Ibnu Abbas ia berkata, dahulu Rasululloh SAW sering mendoakan Hasan Husein dengan mengucapkan : “Aku melindungi kalian dengan kalimat Allah, Al quran atau Asma’ dan sifat-Nya, yang sempurna dari setiap syaitan dan binatang berbisa serta Ain yang dengki). Beliau bersadba “ demikianlah dahulu Ibrahim melindungi Ishaq dan Ismail ‘Alaihimus salaam: (kutipan Sunan Tirmidzi 1986).

Rasululloh SAW meruqyah anak-anak : Dari Imam Ahmad, dari Yalla bin Murah dari ayahnya, tentang seorang perempuan yang dating kehadapan Rasululloh SAW membawa bayinya yang kesurupan dan Nabi Muhammad bersabda “Keluarlah wahai musuh Allah! Aku adalah utusan Allah” maka bayi itu sembuh seketika. Dan ibu tadi memberikan 2 ekor domba, keju dan minyak samin dan Rasululloh SAW hanya mengambil keju dan minyak samin serta 1 ekor domba. (Imam Ahmad dan Thabrani)

Upah Ruqyah : Dari Kharijah bin Ash Shalt At Tamimi dari pamannya bahwa ia dating kepada Rasululloh SAW lalu masuk Islam, kemudian kembali dari sisinya dan melewati sebuah kaum yang pada mereka terdapat orang gila yang diikat dengan sebuah besi. Keluarganya lalu berkata “telah sampai kabar kepada kebaikan, apakah kalian memiliki sesuatu yang dapat engkau gunakan untuk mengobati ? lalu aku meruqyahnya menggunakan surat Al Fatihah sehingga orang itu pun sembuh. Kemudian mereka memberiku seratus ekor kambing. Setelah itu aku datang kepada Rasululloh SAW dan mengabarkan hal tersebut, beliau lantas bertanya “Apakah engkau hanya mengucapkan ini?” Beliau bersabda : “demi Dzat yang memanjangkan umurku, ambillah! Sungguh, orang makan dengan ruqyah/jampi batil sedangkan engkau makan dengan ruqyah yang benar” (sunan Abu Daud 3398, juga terdapat dlm Musnad Ahmad 20833).

Ruqyah Ain : Urwah bin Zubair menceritakan, bahwa Rasululloh SAW memasuki rumah Ummu Salamah, isteri Nabi SAW , sementara di dalam ada seorang bayi sedang menangis. Mereka lalu menceritakan bahwa anak itu terkena ‘ain Urwah berkata “ Rasululloh SAW bersabda Apakah kalian tidak meruqyahnya untuk menangkal ‘ain? (Muwatha’ Malik 1474)

Jabir bin Abdullah radliallahu ‘anhu berkata “Nabi SAW menjengukku ketika saya sakit, lalu beliau berwudhu dan memercikkan air wudlu nya kepadaku, atau bersabda percikkanlah air wudhu padanya” lantas saya pun tersadar. (dikutif dari Shahih Bukhari 5244).

Ruqyah Malaikat Jibril : Dari Abu Sa’id bahwa jibril mendatangi Nabi SAW kemudian berkata “ Hai Muhammad, apakah kamu sakit ? Rasululloh SAW menjawab: ya aku sakit, lalu jibril meruqyah beliau dengan mengucapkan : Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu dan dari kejahatan makhluk atau kejahatan mata yang dengki. Allah lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu.

Kontroversi Ruqyah : Dari Mujahid dari ‘Aqqar bin Al Mughirah bin Syu’bah dari bapaknya ia berkata; Rasululloh SAW bersabda : “Barangsiapa yang berobat dengan Kay atau meminta untuk diruqyah, maka sungguhnya ia telah berlepas diri dari sifat tawakal” (sunan Tirmidzi 1980).
Hasan Shahih juga dalam Sunan Ibnu Majah 3480.
Hadis yg berbunyi tidak termasuk tujuh puluh ribu yang masuk syurga tanpa hisab orang-orang yg tidak pernah minta untuk diruqyah, tidak pernah bertathayur (menganggap sial pada binatang) dan tidak pula melakukan terapi kay (terapi dengan menempelkan besi panas) sedangkan kpd Rabb mereka bertawakal. (Shahih Bukhari 5270) juga dalam musnad Ahmad 3615.

Beberapa ulama berpendapat ruqyah yg dimaksud dalam hadits ini adalah ruqyah yg syirikiyyah (meminta bantuan jin), dalam urgensi dakwah Tauhid masyarakat saat ini banyak terjebak dalam kesyirikan Ruqyah Syari’iyyah adalah solusi Umat Islam menuju Tawakal kepada Rabb nya. Allahu ‘alam.

MENGENAL JIN BERDASARKAN AL QURAN DAN AS SUNNAH

Mengenal makhluk ghaib yang tidak tampak di hadapan kita, kita tidak bisa menerima informasi yang akurat dan terpercaya kecuali dari sumber asasi yaitu Al Quran dan AS Sunnah, kemudian Ijma’ para ulama Salaf. Karena informasi mengenai makhluk ghaib yang beredar di masyarakat dan diyakini banyak bersumber kepada omongan dukun atau warisan khurafat yang sudah turun temurun, seperti adanya sebutan sebutan yang bermacam-macam bagi jin : arwah gentayangan, sukma seorang yang sudah meninggal, genderuwo, kuntilanak, pocongngan, thuyul dan sebagainya. Maka kita hanya mengimani berita berita ghaib yang bersumber kepada syariat Islam, agar kita tidak tersesat.

Jin adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dari nyala api. Allah berfirman : “ Dan Dia menciptakan jin dari nyala api “ (QS AR Rahman : 15)

Jin diciptakan sebelum manusia, sebagaimana Allah berfirman : “ Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas (QS Al Hijr: 27)

Bangsa Jin ada jenis laki-laki dan perempuan serta berkembang biak seperti umat manusia. Allah berfirman : “ Didalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin. (QS Ar Rahman:56).

Sebagaimana Abdullah bin Umar RA berkata : “Sesungguhnya Allah membagi manusia dan jin itu ke dalam sepuluh bagian : Sembilan bagian adalah jin dan satu bagian adalah manusia. Tidak seorangpun manusia yang melahirkan seorang anak kecuali jin melahirkan 9 anak” (HR Ibnu Abdil Barr, Ibnu Jarir, Hakim dan Ibn Abi Hatim).

Jin dan Manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah semata, sebagaimana Allah berfirman : “ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS Adz Dzariyat:56).

Bangsa Jin ada yang kafir ada yang muslim, musyrik, mukmin, fasiq, zhalim. Allah berfirman dalam pernyataan jin :

“Dan sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang sholeh dan diantara Kami ada pula yang tidak demikian halnya adalah Kami menempuh jalan yang berbeda-beda (QS. Al Jinn : 11)

“ Dan sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada pula orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat , maka mereka itu benar benar memilih jalan yang lurus” (QS: Al Jinn:14).

Dalam kondisi normal, jin bisa melihat kita, tetapi kita tdk bisa melihat mereka. Allah berfirman : “ Hai anak Adam, janganlah sekali kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah  mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari syurga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat Mereka........"

[truncated by WhatsApp]

0 comments:

 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies